Seputar istilah sehari-hari yang sering dihubungkan
dengan para “otaku”. Sebelumnya, mari kita kenal dulu apa definisi kata otaku.
1.
Otaku
Ini
mungkin paling akrab di telinga sebagian orang yang merupakan pecinta J-Culture
dan sub-culture di bawahnya. Otaku, awalnya gw pikir itu hanya mengacu kepada
mereka yagn “gandrung” atau maniak terhadap budaya Anime, Manga dan sejenisnya.
Setelah ikut beberapa komunitas J-Indo barulah gw paham arti otaku sebelutnya.
Otaku secara terminologi, adalah sebutan bagi orang yang benar-benar menekuni
hobi secara serius. Jadi sebutan Otaku untuk Anime dan Manga sebetulnya hanya
sebagian kecil dari pengertiannya secara luas. Jadi istilah otaku bukan hanya
untuk pecinta Animanga saja, akan tetapi lebih luas untuk beberapa bidang hobi
lainnya. Bisa dunia idol, musik, film, bahkan sebutan otaku untuk penggemar
kereta pun ada!
2.
Hikikomori
Hikikomori,
adalah istilah Bahasa Jepang bagi mereka yang menarik diri dari pergaulan sosial
di masyarakat. Lebih detailnya, mereka inilah yang menolak keluar rumah dan mengisolasi diri dari pergaulan masyarakat
untuk periode waktu yang lama (di atas enam bulan). Dan definisi ini bukan
kuper alias kurang pergaulan lho ya. Karena mereka yang cenderung menarik diri
dari pergaulan ini melakukannya karena alasan tertentu. Biasanya ada faktor
tersendiri yang menyebabkan seseorang menjadi Hikikomori, seperti dorongan
internal, merasa dikucilkan, minder, dll.
Hikikomori
sendiri cukup sering dikaitkan dengan ota. Terutama bagi mereka yang gandrung
dengan Animanga, biasanya mereka menjadi Hiki karena merasa sulit diterima
masyarakat. Tapi ini juga tidak semuanya benar, malah banyak para ota yang
membentuk grup sesama penggemar animanga maupun hobi lainnya. Dan itu
membuktikan bahwa Ota=hiki tidak benar.
Pendapat
gw pribadi, menjadi hikikomori dalam artian yang positif adalah menghindar dari
pola hidup dan pergaulan yang salah, jika memang kondisi masyarakat sekitar
kurang baik. Dalam kasus ini menjadi hiki berarti adalah pelampiasan atau jalan
aman untuk bisa hidup dengan lurus.
Tapi
tentu saja pola hiki ini lebih banyak eksis negatifnya. Manusia itu kan makhluk
sosial, yang mana sudah pasti punya kebutuhan sosial untuk bergaul dengan orang
lain. Jadi bisa dibayangkan sendiri bagaimana rasanya menarik diri dari
pergaulan dalam waktu yang lama.
3.
Netizen
Netizen
berasal dari dua kata, yaitu Net (internet) dan Citizen (warga). Kalau
digabungkan artinya ya jadi, warga internet. Maksudnya Netizen adalah sebutan
untuk kalangan yang selalu terkoneksi dengan dunia maya dan aktif. Istilah
Netizen ini sering dihubungkan dengan para ota, khususnya yang sering bergaul
di dunia maya melalui forum maupun media sosial lainnya.
4.
NEET
NEET
atau dibaca “Niit”merupakan singkatan
bahasa Inggris dari “Not in Education, Employement, or Training” bahasa
gampangnya “pengangguran”. Tapi belakangan baru saya ketahui juga dari Om Setio
(Cek : link ) NEET itu pengertiannya lebih dari sekedar pengangguran,
“NEET adalah orang yang menjadi parasit bagi orang
lain karena ketidakmauannya untuk belajar, bekerja, ataupun berusaha. Mereka
malas dan merasa nyaman dengan kemalasan mereka sehingga dapat digolongkan
sebagai sampah masyarakat yang akan membahayakan generasi mendatang.” –Setio
Darmadi-
Ya, bukan Cuma pengangguran tapi NEET juga ternyata
adalah parasit. Sebutan ini dialamatkan kepada suatu kelompok yang sedang tidak
dalam bekerja, proses pembelajaran, training, atau berusaha mencari pekerjaan.
Hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor internal kemalasan dari orang yang
bersangkutan, mereka
(Kalau mau tahu lebih banyak soal NEET ini mungkin
bisa di-cek link yang di-share tadi, menurut pengakuannya beliau adalah mantan
NEET dan tulisan-tulisan di sana berdasarkan pengalaman pribadinya)
Well, dari definisinya aja kita udah tau NEET itu
gambarannya seperti apa, menurut gw ini
yang paling enggak banget lah. Lalu kenapa istilah NEET ini bisa dihubungkan
dengan para otaku? Mungkin sebetulnya hal tersebut adalah miss persepsi
masyarakat terhadap mereka para otaku atau pun Animanga Fans. Sebagian
masyarakat di sana memandang para otaku ini sebagai NEET, menurut gw anggapan
itu tidak tepat.
Logikanya orang yang punya obsesi tinggi terhadap
hobinya, tentu saja akan berusaha keras untuk memenuhi hasratnya tersebut.
Salah satunya ya dengan bekerja. Dengan bekerja kemudian mereka bisa memenuhi
kebutuhan hobi, disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup tentunya. Malahan
boleh dibilang para otaku ini punya militansi yang tinggi. Jadi kurang tepat
untuk menghubungkan NEET dengan para ota, meskipun mungkin ada sebagian dari golongan
Ota ini yang totalitas hidupnya memang Cuma (atau baru sebatas) melakoni
hobinya doang.
Dan entah memang
berhubungan atau tidak, kebanyakan NEET ini juga berawal dari sifat Hikikomori.
Dari definisi yang sudah dijabarkan di atas,
pertanyaannya sekarang adalah apakah gw juga termasuk otaku? Awalnya gw pikir
mungkin iya, tapi kemudian gw diberitahu oleh seorang teman di twitter,
@SetioDarmadi bahwa istilah otaku itu mengacu kepada sikap pemujaan yang
berlebihan kepada satu hal. Well, gw gak mau dibilang begitu. At least gw gak
cukup gila-gilaan dalam memenuhi hasrat kesukaan gw akan Anime dan Manga. Jadi
daripada dibilang ota, gw lebih sering mengakui sebagai Animanga fans/likers.
That’s all.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar