Kamis, 06 Maret 2014

Sebuah Istilah




Seputar istilah sehari-hari yang sering dihubungkan dengan para “otaku”. Sebelumnya, mari kita kenal dulu apa definisi kata otaku.
1. Otaku
            Ini mungkin paling akrab di telinga sebagian orang yang merupakan pecinta J-Culture dan sub-culture di bawahnya. Otaku, awalnya gw pikir itu hanya mengacu kepada mereka yagn “gandrung” atau maniak terhadap budaya Anime, Manga dan sejenisnya. Setelah ikut beberapa komunitas J-Indo barulah gw paham arti otaku sebelutnya. Otaku secara terminologi, adalah sebutan bagi orang yang benar-benar menekuni hobi secara serius. Jadi sebutan Otaku untuk Anime dan Manga sebetulnya hanya sebagian kecil dari pengertiannya secara luas. Jadi istilah otaku bukan hanya untuk pecinta Animanga saja, akan tetapi lebih luas untuk beberapa bidang hobi lainnya. Bisa dunia idol, musik, film, bahkan sebutan otaku untuk penggemar kereta pun ada! 

2. Hikikomori
            Hikikomori, adalah istilah Bahasa Jepang bagi mereka yang menarik diri dari pergaulan sosial di masyarakat. Lebih detailnya, mereka inilah yang menolak keluar rumah  dan mengisolasi diri dari pergaulan masyarakat untuk periode waktu yang lama (di atas enam bulan). Dan definisi ini bukan kuper alias kurang pergaulan lho ya. Karena mereka yang cenderung menarik diri dari pergaulan ini melakukannya karena alasan tertentu. Biasanya ada faktor tersendiri yang menyebabkan seseorang menjadi Hikikomori, seperti dorongan internal, merasa dikucilkan, minder, dll.
            Hikikomori sendiri cukup sering dikaitkan dengan ota. Terutama bagi mereka yang gandrung dengan Animanga, biasanya mereka menjadi Hiki karena merasa sulit diterima masyarakat. Tapi ini juga tidak semuanya benar, malah banyak para ota yang membentuk grup sesama penggemar animanga maupun hobi lainnya. Dan itu membuktikan bahwa Ota=hiki tidak benar.
            Pendapat gw pribadi, menjadi hikikomori dalam artian yang positif adalah menghindar dari pola hidup dan pergaulan yang salah, jika memang kondisi masyarakat sekitar kurang baik. Dalam kasus ini menjadi hiki berarti adalah pelampiasan atau jalan aman untuk bisa hidup dengan lurus.
            Tapi tentu saja pola hiki ini lebih banyak eksis negatifnya. Manusia itu kan makhluk sosial, yang mana sudah pasti punya kebutuhan sosial untuk bergaul dengan orang lain. Jadi bisa dibayangkan sendiri bagaimana rasanya menarik diri dari pergaulan dalam waktu yang lama.

3. Netizen
            Netizen berasal dari dua kata, yaitu Net (internet) dan Citizen (warga). Kalau digabungkan artinya ya jadi, warga internet. Maksudnya Netizen adalah sebutan untuk kalangan yang selalu terkoneksi dengan dunia maya dan aktif. Istilah Netizen ini sering dihubungkan dengan para ota, khususnya yang sering bergaul di dunia maya melalui forum maupun media sosial lainnya.

4. NEET
            NEET  atau dibaca “Niit”merupakan singkatan bahasa Inggris dari “Not in Education, Employement, or Training” bahasa gampangnya “pengangguran”. Tapi belakangan baru saya ketahui juga dari Om Setio (Cek : link ) NEET itu pengertiannya lebih dari sekedar pengangguran,
“NEET adalah orang yang menjadi parasit bagi orang lain karena ketidakmauannya untuk belajar, bekerja, ataupun berusaha. Mereka malas dan merasa nyaman dengan kemalasan mereka sehingga dapat digolongkan sebagai sampah masyarakat yang akan membahayakan generasi mendatang.” –Setio Darmadi-
Ya, bukan Cuma pengangguran tapi NEET juga ternyata adalah parasit. Sebutan ini dialamatkan kepada suatu kelompok yang sedang tidak dalam bekerja, proses pembelajaran, training, atau berusaha mencari pekerjaan. Hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor internal kemalasan dari orang yang bersangkutan, mereka
(Kalau mau tahu lebih banyak soal NEET ini mungkin bisa di-cek link yang di-share tadi, menurut pengakuannya beliau adalah mantan NEET dan tulisan-tulisan di sana berdasarkan pengalaman pribadinya)
Well, dari definisinya aja kita udah tau NEET itu gambarannya seperti apa, menurut gw  ini yang paling enggak banget lah. Lalu kenapa istilah NEET ini bisa dihubungkan dengan para otaku? Mungkin sebetulnya hal tersebut adalah miss persepsi masyarakat terhadap mereka para otaku atau pun Animanga Fans. Sebagian masyarakat di sana memandang para otaku ini sebagai NEET, menurut gw anggapan itu tidak tepat.
Logikanya orang yang punya obsesi tinggi terhadap hobinya, tentu saja akan berusaha keras untuk memenuhi hasratnya tersebut. Salah satunya ya dengan bekerja. Dengan bekerja kemudian mereka bisa memenuhi kebutuhan hobi, disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup tentunya. Malahan boleh dibilang para otaku ini punya militansi yang tinggi. Jadi kurang tepat untuk menghubungkan NEET dengan para ota, meskipun mungkin ada sebagian dari golongan Ota ini yang totalitas hidupnya memang Cuma (atau baru sebatas) melakoni hobinya doang.
Dan entah memang berhubungan atau tidak, kebanyakan NEET ini juga berawal dari sifat Hikikomori.
Dari definisi yang sudah dijabarkan di atas, pertanyaannya sekarang adalah apakah gw juga termasuk otaku? Awalnya gw pikir mungkin iya, tapi kemudian gw diberitahu oleh seorang teman di twitter, @SetioDarmadi bahwa istilah otaku itu mengacu kepada sikap pemujaan yang berlebihan kepada satu hal. Well, gw gak mau dibilang begitu. At least gw gak cukup gila-gilaan dalam memenuhi hasrat kesukaan gw akan Anime dan Manga. Jadi daripada dibilang ota, gw lebih sering mengakui sebagai Animanga fans/likers. That’s all.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar